24 April 2017

KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN


Image result for pemimpin perusahaan
image source

Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama. Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good"
Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance"

  • DEFINISI KEPEMIMPINAN SECARA UMUM
  1. Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.
  2. Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Soewarno Handoyo Ningrat, 1980)
  3. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
  4. Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.  
  5. George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 

  • PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN

     Dalam sejarah kita sudah mempelajari apa itu kepemimpinan dan apa yang bukan kepemimpinan. Meskipun ribuan penelitian telah dilakukan,masih banyak hal yang belum kita ketahui. Dalam bab ini kita akan melihat apa yang kita ketahui tentang kepemimpinan. Kita akan melihat bagaimana kepemimpinandalam sejarah dan kepemimpinan dalam sudut pandang kontemporer. Dalam prosesnya, kita berfokus pada konsep kepemimpinan yang baru tumbuh dan penerapannya.

     Meskipun kepemimpinan memiliki banyak aspek dalam bidang organisasi dan perilaku (behavioris) berfokus pada dua isu kepemimpinan yang paling penting: (1) mengapa sebagian anggota organisasi menjadi pemimpin sedangkan yang lainya tidak, dan (2) mengapa sebagian pemimpin berhasil, sedangkan sebagian lainnya gagal. Kedua hal ini dianggap penting karena kepemimpinan merupakan suatu yang vital, yang menghidupkan organisasi.B eberapa ahli menyatakan pendapat bahwa ketika kelompok, tim, atau organisasi mencapai kesuksesan, para pemipinnya cenderung mendapat pujian yang berlebihan, dan sebaliknya, ketika organisasi gagal, para pemimpin mendapatkan kecaman terlalu besar. Meskipun, pemimpin memang membuat perbedaan, dan kepemimpinan adalah variabel penting dalam membentuk keefektifan organisasi.  
 
    Untuk menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras (ekstrim) mengatakan bahwa dunia atau umat manusia pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni yang berstatus sebagai pemimpin. Demikian juga dalam sebuah organisasi atau perusahaan, pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan atau tujuan organisasi mungkin menjadi renggang.

      Oleh karena itu, kepemimpian sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi, dan paling tidak, gairah pekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi, maka dari itu suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan ini. Disinilah diperlukan figur kepemiminan yang mampu berkomunikasi yang baik dan benar pada bawahannya, agar tujuan organisasi tetap terarah sesuai dengan perencanaan.

  • FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok pemimpin, yaitu:
  • Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnua), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
  • Fungsi Konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
  • Fungsi Partisipasi
 Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
  • Fungsi Delegasi
Dalam menjalakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenernya adalah kepercayaan seseoarang pemimpin kepada oarang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pimpinan seorang diri.
  • Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. 

Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi pemimpin adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin.


  • GAYA KEPEMIMPINAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PERUSAHAAN
  • Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada kepemimpinan diktator atau otokratis, pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang. Pemimpin tersebut memikul tanggung jawab dan wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan dengan menggunakan imbalan dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada, maka komunikasi bersifat turun kebawah. Bila wewenang dari pemimpin diktator bisa menjadi otokrat kebapak-bapakan.

  • Gaya Kepemimpinan Partisipasi
Pola kepemimpinan partisipasi adalah pola kepemimpinan dimana atasan memotivasi bawahan untuk berperan serta dalam organisasi terutama dalam pengambilan keputusan sehingga akan mendatangkan gairah bagi para bawahan. Pada kepemimpinan ini pendelegasian wewenang sangat diutamakan, sedangkan komunikiasi berjalan baik untuk mencari solusi dalam setiap permaslahan yang ada. Pada kepemimpinan partisipasi, pemimpin cenderung memberikan perhatian kepada bawahan dan pekerjaan sehingga komunikasi berjalan berbagai arah (situasional dan diagonal). Kepemimpinan partisipasi ini tidak efektif bila bawahan tidak menunjang keberhasilan perusahaan karena bawahan tidak matang. Davis (1997) dalam Dalimunthe (2002: 80) menyatakan partisipasi adalah keterlibatan dan emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan sumbangan pada tujuan kelompok dan ikut serta bertanggungjawab.

  • Gaya Kepemimpinan Delegasi
Mendelegsaikan adalah memberi tanggung jawab sepenuhnya kepada bawahan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan meminta pertanggungan jawab dari pelaksanaan pekerjaan. Seorang pemimpin berhak mendelegasikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan penyelesaian pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya melakukan sedikit kontak dengan bawahan.

  • Gaya Kepemimpinan Konsiderasi
Konsiderasi yang diberikan oleh pimpinan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan memberikan perhatian pada bawahan, agar menghasilkan kerja yang optimal. Konsiderasi yang diberikan merupakan motivasi kepada para bawahan untuk lebih giat bekerja sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik. Para bawahan yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, perbedaan ini seringkali didasarkan oleh tujuan dan kebutuhan masing-masing yang berbeda dari bawahan.








DAFTAR PUSTAKA

  • http://mosokita.blogspot.co.id/2014/12/pentingnya-aspek-kepemimpinan-dalam.html diakses pada tgl. 24/4/2017 jam 14:22 WIB
  • http://ichabaiq.blogspot.co.id/2017/04/kepemimpinan-dalam-perusahaan.html diakses pada tgl. 24/4/2017 jam 14:37 WIB
  • https://datakata.wordpress.com/2014/04/01/pentingnya-kepemimpinan-dalam-nilai-bisnis/ diakses pada tgl. 24/4/2017 jam 14:26 WIB
  • Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, 1980, hal. 64
  • http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-kepemimpinan-secara-umum-adalah.html diakses pada tgl. 24/4/2017 jam 17:35 WIB

06 April 2017

FRANCHISING


Image result for franchise examples
(image source)



Apa itu Franchising / Waralaba?

Waralaba dalam dunia bisnis terkenal dengan istilah “franchise”, yaitu pemberian sebuah lisensi usaha oleh suatu pihak (perorangan atau perusahaan) kepada pihak lain sebagai penerima waralaba. Dengan kata lain, waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada pihak terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan standardisasi kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merk dagang/nama dagangnya. (Odop Nistains, 2006)

Bentuk investasi dalam usaha franchising


  • Menanamkan modal usaha kepada pemilik franchise
  • Membuka usaha baru melalui franchise

Resiko dalam usaha franchising


Usaha franchising melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh para wirausahawan sebelum mereka mempertimbangkan investasi. Usaha franchising membutuhkan kerja keras dan tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini membutuhkan kerja karena keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja, penjadwalan, pembelian dan akutansi tetap menjadi tanggung jawab pemakai franchise.

Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimasi resiko investasi dalam franchising :

  • Melakukan evaluasi diri. Wirausahawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa memasuki usaha franchising adalah tepat bagi dirinya.
  • Meneliti Franchise. Tidak tiap usaha franchise tepat untuk anda. Wirausahawan harus mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang paling tepat.
  • Usaha franchise yang mapan dan belum mapan 
  • Stabilitas finansial dari usaha franchise
  • Pasar potensial bagi usaha franchise
  • Keuntungan potensial bagi franchise baru





Daftar Pustaka

  1. Nistains, Odop, Berbisnis Waralaba Murah. Yogyakarta : Media Pressindo, 2006, h. 16-17
  2. http://jhoeco.blogspot.co.id/2012/04/mengenal-bisnis-franchisingwaralaba.html ; 5-4-2017 ; 9:19 WIB